Kilas Balik Sejarah Hari Aksara Internasional
Minggu, 09 September 2018
Add Comment
Sumber Image : http://images1.rri.co.id |
Sejak tahun 1948 Indonesia memulai gerakan pemberantasan buta aksara secara
besar-besaran, dalam kepemimpinan Presiden Soekarno. Program ini berlanjut
dengan program kelompok belajar Paket A Terintegrasi Pendidikan Mata
Pencaharian. Keberhasilan pendidikan dasar dan peningkatan keaksaraan penduduk
ditandai dengan perolehan penghargaan “Avicenna Award” dari UNESCO yang
diserahkan kepada Presiden Soeharto pada tahun 1994.
Tahun Pertama Dekade Keaksaraan Bangsa-Bangsa di Indonesia ditandai dengan
peringatan Hari Aksara Internasional ke 38 sekaligus Pencanangan Gerakan
Membaca Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soearnoputri pada
tanggal 12 Nopember 2003.
Pada tanggal 2 Desember 2004, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono mendeklarasikan Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta
Aksara, yang kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2004-2009, sebagai salah satu prioritas program pembangunan di
bidang pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2006 telah
dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Buta
Aksara.
Sejalan dengan keberhasilan penuntasan tuna aksara, Indonesia mendapat
penghargaan dari Laura Bush, Duta Keaksaraan Internasional. Sehingga Ibu Negara
Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 31 Juli 2007 berbicara Upaya
Pemberantasan Buta Huruf se-Dunia (UNESCO Regional Conferences in Support of
Global Literacy) pada Konferensi Regional UNESCO di Beijing. Peringatan Hari
Aksara Internasional di Indonesia terus dilaksanakan dengan mengambil tema
selaras tema UNLD.
Berdasarkan Konferensi Tingkat Menteri Negara-Negara Anggota PBB pada
tanggal 17 Nopember 1965 di Teheran, Iran, UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) menetapkan tanggal 8 September sebagai
Hari Aksara Internasional. Dan pertama kali dilakukan pada tahun 1966. Selanjutnya
setiap tahun diperingati untuk memahami status keaksaraan dewasa secara global.
Mengingat masih tingginya jumlah penduduk tuna aksara di dunia, UNESCO
mencanangkan Satu Dekade Keaksaraan Persatuan Bangsa-Bangsa atau UNLD (United
Nations Literacy Decade) 2003-2012.
Dekade peningkatan penduduk global ini dibagi atas 5 (lima) tema yaitu :
- Keaksaraan dan Gender (2003-2004);
- Keaksaraan dan Pembangunan Berkelanjutan (2005-2006);
- Keaksaraan dan Kesehatan (2007-2008);
- Keaksaraan dan Pemberdayaan (2009-2010); dan
- Keaksaraan dan Perdamaian (2011-2012).
Sumber Artikel : Kemendikbud
0 Response to "Kilas Balik Sejarah Hari Aksara Internasional"
Posting Komentar